DANAU buatan bernama Qiandao ini tidak hanya
menyuguhkan keindahan alam di permukaan. Hingga dasar danau, pemandangan
menakjubkan terus tersaji untuk dinikmati.
Danau Qiandao atau Danau Seribu Pulau adalah sebuah danau buatan yang terletak di Zhejiang, China, sekira 150 kilometer dari Kota Hangzhou. Pembuatan danau ini dilakukan untuk menampung air yang digunakan sebagai pembangkit listrik.
Danau ini memberikan pemandangan yang sangat indah bagi siapapun yang melihatnya. Di antara air yang menutupi danau, terdapat ribuan pulau yang tersebar di permukaan. Danau ini memang rumah bagi hutan lebat dan pulau-pulau eksotis. Di antara beberapa pulau yang tersebar di danau ini, beberapa bahkan sudah menjadi destinasi wisata favorit, seperti Pulau Burung, Pulau Ular, Pulau Monyet, Pulau Kunci, dan sebuah pulau yang dapat mengingatkan Anda pada masa kecil.
Namun ternyata, keindahan alam yang ditawarkan pada permukaan danau tidak seberapa jika dibandingkan dengan harta karun yang berada di dasar danau. Dua buah kota kuno yang begitu megah tenggelam di dasar danau ini, yakni Shi Cheng dan He Cheng. Dua buah kota ini di masa lalu pernah menjadi pusat politik, ekonomi, dan budaya.
Kota-kota ini mulai ditenggelamkan pada 1959 kemudian terlupakan hingga 40 tahun kemudian. Baru pada 2001, seorang pejabat daerah mencetuskan ide untuk mengembangkan kegiatan menyelam di danau ini. Kegiatan menyelam pun dilakukan untuk melihat keadaan kota yang tenggelam di masa lalu, seperti dilansir AmusingPlanet, Selasa (11/12/2012).
Ketika kegiatan penyelaman dilakukan pertama kali, para penyelam mendapatkan jika dinding kota kuno yang tenggelam ini masih utuh, bahkan tangga kayunya terlihat masih awet. Empat tahun sejak penyelaman pertama, Departemen Pariwisata China menemukan tiga kota kuno lainnya yang tenggelam di dasar danau. Hingga akhirnya pada 2011, kota-kota tersebut ditetapkan sebagai peninggalan provinsi.
Beberapa orang menyarankan untuk membuat perlindungan terhadap kota-kota ini. Air yang menutupinya diharapkan dapat dipompa keluar agar tidak merusak kota. Sayangnya, karena biaya ini terlalu mahal maka urung dilaksanakan. Kemudian ide menjadikan kota ini sebagai destinasi wisata pun muncul.
Sebuah kapal selam dibuat dengan menelan biaya hingga USD6,3juta untuk membawa wisatawan yang ingin melihat pemandangan di dasar danau. Namun, sejak kapal selam ini selesai pada 2004, kapal tidak pernah digunakan. Faktor penyebabnya cukup beragam, selain karena masalah hukum, penggunaan kapal selam dikhawatirkan akan merusak situs kota kuno. Hingga saat ini, kota kuno yang indah pun masih berada di dasar danau. Untuk melindunginya, pemerintah melarang berbagai kegiatan yang disinyalir akan merusak kota tersebut.
Danau Qiandao atau Danau Seribu Pulau adalah sebuah danau buatan yang terletak di Zhejiang, China, sekira 150 kilometer dari Kota Hangzhou. Pembuatan danau ini dilakukan untuk menampung air yang digunakan sebagai pembangkit listrik.
Danau ini memberikan pemandangan yang sangat indah bagi siapapun yang melihatnya. Di antara air yang menutupi danau, terdapat ribuan pulau yang tersebar di permukaan. Danau ini memang rumah bagi hutan lebat dan pulau-pulau eksotis. Di antara beberapa pulau yang tersebar di danau ini, beberapa bahkan sudah menjadi destinasi wisata favorit, seperti Pulau Burung, Pulau Ular, Pulau Monyet, Pulau Kunci, dan sebuah pulau yang dapat mengingatkan Anda pada masa kecil.
Namun ternyata, keindahan alam yang ditawarkan pada permukaan danau tidak seberapa jika dibandingkan dengan harta karun yang berada di dasar danau. Dua buah kota kuno yang begitu megah tenggelam di dasar danau ini, yakni Shi Cheng dan He Cheng. Dua buah kota ini di masa lalu pernah menjadi pusat politik, ekonomi, dan budaya.
Kota-kota ini mulai ditenggelamkan pada 1959 kemudian terlupakan hingga 40 tahun kemudian. Baru pada 2001, seorang pejabat daerah mencetuskan ide untuk mengembangkan kegiatan menyelam di danau ini. Kegiatan menyelam pun dilakukan untuk melihat keadaan kota yang tenggelam di masa lalu, seperti dilansir AmusingPlanet, Selasa (11/12/2012).
Ketika kegiatan penyelaman dilakukan pertama kali, para penyelam mendapatkan jika dinding kota kuno yang tenggelam ini masih utuh, bahkan tangga kayunya terlihat masih awet. Empat tahun sejak penyelaman pertama, Departemen Pariwisata China menemukan tiga kota kuno lainnya yang tenggelam di dasar danau. Hingga akhirnya pada 2011, kota-kota tersebut ditetapkan sebagai peninggalan provinsi.
Beberapa orang menyarankan untuk membuat perlindungan terhadap kota-kota ini. Air yang menutupinya diharapkan dapat dipompa keluar agar tidak merusak kota. Sayangnya, karena biaya ini terlalu mahal maka urung dilaksanakan. Kemudian ide menjadikan kota ini sebagai destinasi wisata pun muncul.
Sebuah kapal selam dibuat dengan menelan biaya hingga USD6,3juta untuk membawa wisatawan yang ingin melihat pemandangan di dasar danau. Namun, sejak kapal selam ini selesai pada 2004, kapal tidak pernah digunakan. Faktor penyebabnya cukup beragam, selain karena masalah hukum, penggunaan kapal selam dikhawatirkan akan merusak situs kota kuno. Hingga saat ini, kota kuno yang indah pun masih berada di dasar danau. Untuk melindunginya, pemerintah melarang berbagai kegiatan yang disinyalir akan merusak kota tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar